Teka-Teki Einstein (98% orang di dunia tidak mampu memecahkannya)! Ini seratus persen murni LOGIKA dan tidak ada trik.
Albert Einstein menyusun teka teki ini pada abad yang lalu.
Dia menyatakan, 98% penduduk di dunia tidak mampu memecahkan teka-teki ini.
Apakah anda termasuk yang 2%?
Dan ane udah bisa mecahin gan...
for Soal:
Ada 5 buah rumah yang masing-masing memiliki warna berbeda.
Setiap rumah dihuni satu orang pria dengan kebangsaan yang berbeda-beda.
Setiap penghuni menyukai satu jenis minuman tertentu.
Merokok satu merek rokok tertentu dan memelihara satu jenis hewan tertentu.
Tidak ada satupun dari kelima orang tersebut yang minum minuman yang sama, merokok merek rokok yang sama dan memelihara hewan yang sama seperti penghuni yang lain.
Pertanyaannya: Siapakan yang memelihara IKAN?
Petunjuk:
1. Orang Inggris tinggal di dalam rumah berwarna merah.
2. Orang Swedia memelihara anjing.
3. Orang Denmark senang minum teh.
4. Rumah berwarna hijau terletak tepat disebelah kiri rumah berwarna putih.
5. Penghuni rumah berwarna hijau senang minum kopi.
6. Orang yang merokok PallMall memelihara burung.
7. Penghuni rumah yang terletak di tengah-tengah senang minum susu.
8. Penghuni rumah berwarna kuning merokok Dunhill.
9. Orang Norwegia tinggal dirumah paling pertama.
10. Orang yang merokok Marlboro tinggal disebelah orang yang memelihara kucing.
11. Orang yang memelihara kuda tinggal disebelah orang yang merokok Dunhill.
12. Orang yang merokok Winfield senang minum bir.
13. Disebelah rumah berwarna biru tinggal orang Norwegia.
14. Orang Jerman merokok Rothmans.
15. Orang yang merokok Marlboro bertetangga dengan orang yang minum air.
Tampilkan postingan dengan label aheng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label aheng. Tampilkan semua postingan
Sabtu, 07 Agustus 2010
Sabtu, 17 Juli 2010
Pecinta Sushi di Jepang Lelang Monster Tuna
Pecinta Sushi di Jepang Lelang Monster Tuna

TOKYO – Monster ikan tuna sirip biru seberat 445 kilogram berhasil ditangkap di Jepang dan dilelang pada pasar ikan di Tokyo, ikan terbesar yang pernah ditangkap sejak tahun 1986. Ikan itupun terjual dengan harga yang fantastis, 3,2 juta yen atau sekira Rp333 juta.
“Banyak orang yang belum pernah melihat ikan sebesar ini,” ujar pejabat yang bertanggung jawab menjalankan pasar ikan Tsukiji dari Pemerintahan Tokyo Metropolitan, pasar ikan terbesar di dunia.
Ikan tersebut dilelang dengan harga per kilonya 7,200 yen atau sekira Rp748 ribu. Ikan itu pun telah dibersihkan kotoran dan insangnya, yang artinya ikan itu lebih berat bobotnya ketika masih ditangkap di Nagasaki.
“Sangat jarang sekali melihat ikan tuna berbobot lebih dari 400 kilogram,” ujar pejabat tersebut seperti dilansir AFP, Jumat (16/7/2010).
Ikan tuna yang paling berat pernah terjual di Tsukiji berbobot 496 kilogram yang ditangkap pada tahun 1986. Tapi ikan tuna terbesar yang pernah tertangkap terdapat di Kanada pada tahun 1995 dengan bobot 497 kilogram.
Akibat pemancingan yang dilakukan selama beberapa dekade ini membuat populasi dari ikan tuna merosot tajam, mendorong negara Barat untuk melarang penjualan ikan tuna sirip biru dari Atlantik yang hampir punah.
Jepang mengonsumsi sepertiga dari tangkapan ikan sirip biru di dunia, menjadikannya resep yang sangat mahal, dikenal di Jepang dengan istilah “kuro maguro” (tuna hitam) dan dijuluki oleh para penikmat sushi sebagai “permata hitam” karena kelangkaan ikan tersebut.
Sepotong dari “otoro” atau lemak perut ikan tersebut mencapai harga 2 ribu yen atau sekira Rp207 ribu.

TOKYO – Monster ikan tuna sirip biru seberat 445 kilogram berhasil ditangkap di Jepang dan dilelang pada pasar ikan di Tokyo, ikan terbesar yang pernah ditangkap sejak tahun 1986. Ikan itupun terjual dengan harga yang fantastis, 3,2 juta yen atau sekira Rp333 juta.
“Banyak orang yang belum pernah melihat ikan sebesar ini,” ujar pejabat yang bertanggung jawab menjalankan pasar ikan Tsukiji dari Pemerintahan Tokyo Metropolitan, pasar ikan terbesar di dunia.
Ikan tersebut dilelang dengan harga per kilonya 7,200 yen atau sekira Rp748 ribu. Ikan itu pun telah dibersihkan kotoran dan insangnya, yang artinya ikan itu lebih berat bobotnya ketika masih ditangkap di Nagasaki.
“Sangat jarang sekali melihat ikan tuna berbobot lebih dari 400 kilogram,” ujar pejabat tersebut seperti dilansir AFP, Jumat (16/7/2010).
Ikan tuna yang paling berat pernah terjual di Tsukiji berbobot 496 kilogram yang ditangkap pada tahun 1986. Tapi ikan tuna terbesar yang pernah tertangkap terdapat di Kanada pada tahun 1995 dengan bobot 497 kilogram.
Akibat pemancingan yang dilakukan selama beberapa dekade ini membuat populasi dari ikan tuna merosot tajam, mendorong negara Barat untuk melarang penjualan ikan tuna sirip biru dari Atlantik yang hampir punah.
Jepang mengonsumsi sepertiga dari tangkapan ikan sirip biru di dunia, menjadikannya resep yang sangat mahal, dikenal di Jepang dengan istilah “kuro maguro” (tuna hitam) dan dijuluki oleh para penikmat sushi sebagai “permata hitam” karena kelangkaan ikan tersebut.
Sepotong dari “otoro” atau lemak perut ikan tersebut mencapai harga 2 ribu yen atau sekira Rp207 ribu.
Rabu, 14 Juli 2010
Pria India Gugat ''AXE'' Karena Tidak Bisa Dapat Pacar!

Pria India Gugat ''AXE'' Karena Tidak Bisa Dapat Pacar!
Karena tidak dapat memikat gadis seorang pun, seorang pria asal India berusia 26 tahun menjadi frustasi dan menggugat perusahaan & distributor HUL (Hindustan Unilever Limited), yang memasarkan produk bermerk Axe, dengan tuduhan telah menipu dan menyebabkan ‘penderitaan mental’.
Pemuda itu menyebutkan kegagalannya untuk menarik gadis manapun meskipun dia telah menggunakan produk Axe selama lebih dari tujuh tahun sampai sekarang. Iklan Axe menunjukkan bahwa produk-produk itu membantu kaum pria untuk bisa langsung menarik wanita.
Vaibhav Bedi, sang penggugat, juga menyerahkan semua bukti ke pengadilan dari semua produk yang telah digunakan maupun yang belum terpakai, yang berupa deodorant sprays, perfume sticks and roll-ons, anti-perspirants, aftershaves, body washes, shampoos, dan hair gels dengan merek Axe. Penggugat juga meminta agar semua produk itu diperiksa di laboratorium.
Vaibhav terpaksa mengambil langkah ini karena pembantunya memukulinya dengan sapu ketika ia mencoba untuk membuatnya terkesan dengan tampil telanjang di depannya setelah menggunakan semua produk Axe.
“Lalu mana Axe Effect-nya? Saya sudah menunggu selama lebih dari tujuh tahun. Sejak kuliah sampai dengan saya bekerja di kantor, tidak ada satupun gadis yang mau saya ajak bahkan hanya untuk minum teh atau kopi dengan saya, meskipun saya yakin mereka bisa membaui parfum, deodorant dan aftershaves yang saya pakai. Saya selalu menggunakan produk itu dengan harapan bisa seperti apa yang terjadi pada iklan di televisi. Akhirnya saya berusaha untuk menarik perhatian pembantu saya yang telah bertengkar dengan suaminya dan tinggal sendirian selama lebih dari setahun. Dan ternyata saya malah dipukuli dengan sapu! ” Vaibhav mengungkapkan keluhannya.
Vaibhav mengklaim bahwa dia telah menggunakan semua produk Axe sesuai instruksi yang ada bahkan sejak dia pertama kali membelinya. Dia berargumen bahwa jika dia tidak bisa mengalami Axe Effect meskipun telah menggunakan produk sesuai petunjuk, berarti perusahaan telah menipu atau menjual produk palsu.
“Saya selalu menyimpannya di tempat sejuk dan kering, dan menjauhkan mereka dari cahaya matahari langsung atau panas. Saya selalu menggunakan penggaris sebelum menyemprotkan untuk memastikan bahwa jarak antara nozzle dan ketiak saya adalah sekurang-kurangnya 15 cm. Saya selalu melakukan sesuai petunjuk pemakaian. Saya bahkan memukul keponakan saya yang berusia 5 tahun karena telah mendekati lemari saya, sesuai dengan anjuran yang menyatakan agar menjauhkan dari jangkauan anak-anak. Namun, akhirnya yang saya dapatkan adalah pukulan sapu dari pembantu saya”, Lanjutnya.
Vaibhav mengklaim bahwa dia telah mengalami banyak penderitaan mental dan penghinaan di depan umum karena tidak adanya Axe Effect dan dia ingin agar perusahaan Axe mengkompensasi dia untuk semua penderitaan tersebut.
HUL secara resmi telah menolak berkomentar mengenai kasus tersebut, tetapi salah satu sumber menyebutkan bahwa HUL cukup khawatir atas perkembangan kasus ini. Perusahaan mungkin berpendapat bahwa Vaibhav itu memang tidak berpenampilan menarik dan tidak memiliki persyaratan minimal agar Axe Effect terjadi. HUL secara resmi memang belum mengeluarkan pernyataan apapun, namun para ahli hukum percaya bahwa HUL akan sulit untuk meyakinkan pengadilan.
Langganan:
Postingan (Atom)